Senin, 14 Agustus 2017

Kuperkosa Gadis Perawan Sedang KKN di Desaku



Hai, namaku Dony. Aku tinggal di Solo tetapi tidak di kotanya melainkan hanya di pedesaan pinggiran kota itu. Karena tidak mempunyai uang untuk kuliah jadi aku selama beberapa bulan ini setelah pengumuman kelulusan SMU hanya menganggur saja di rumah.

Cerita ini merupakan kejadian nyata di suatu desa T***** di pinggiran kota Solo, dan ini menjadi sebuah trauma di desa saya, sehingga saya memberikan nama-nama samaran supaya tidak merugikan pihak lain. Pada pertengahan bulan Maret, desaku kedatangan sekelompok mahasiswa yang akan melakukan KKN.

Mungkin karena ini adalah baru pertama kalinya desaku jadi tempat tujuan KKN sehingga penduduk desaku sangat gembira mendengar akan ada mahasiswa yang akan ikut membantu meringankan beban dalam membangun desa kami terutama kepala dusunnya.

Kebetulan rumah tinggal yang di pinjamkan oleh kepala dusun untuk sekelompok mahasiswa itu bersebelahan dengan rumah saya, sehingga secara otomatis saya jadi dapat berkenalan dengan mereka. Mereka beranggotakan delapan orang, lima di antaranya cowok, tiga yang lainya cewek. Kebanyakan mereka bukan orang Solo asli.

Mereka ada yang berasal dari Bandung, Sumatera, dan Sulawesi, cuma satu orang yang berasal dari Solo. Mereka ditugaskan oleh kepala dusun desa saya untuk membangun sebuah kamar mandi umum untuk sarana desa yang selama ini belum terbangun.

Setiap hari, ketika mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, aku selalu memperhatikan salah satu anggota cewek dari ketiga mahasiswi tersebut. Ia bernama Windy, usianya sekitar 22 tahun, lebih tua 3 tahun denganku saat itu. Tingginya sekitar 167 cm, asalnya dari Bandung. Para pembaca tahu sendiri kan kalau orang Bandung umumnya berkulit putih mulus.

Aku selalu memperhatikan Windy karena tubuhnya yang indah dan bahenol itu, ia memakai BH yang berukuran mungkin sekitar 34 atau lebih, karena memang payudaranya sangat menonjol, apalagi saat kerja ia hanya mengenakan kaus ketat dan memakai celana gunung hanya pada bagian atasnya saja, mungkin karena panas sehingga bagian bawahnya tidak dipakainya saat bekerja,
meskipun saat berdiri hanya sampai lutut, tetapi saat berjongkok atau duduk bersila, pahanya yang putih mulus itu sangat terlihat jelas dan saat berkeringat, BH-nya terlihat jelas karena tercetak terkena keringat. Aku jelas sangat tergoda dan bernafsu, apalagi di desaku jarang melihat cewek putih secantik dia.

Suatu ketika, saat mereka sedang bekerja keras, entah mengapa Windy minta diantarkan temannya ke tempat tinggalnya yang berjarak sekitar 200 m dari tempat kerjanya, aku langsung mengikutinya karena hanya gadis itulah yang aku sukai tubuh seksinya.

Sesampai di rumah mereka, Silvi teman Windi yang mengantarkannya, diminta Windi untuk segera kembali ke teman-temannya untuk membantu pekerjaan yang sedang mereka kerjakan agar cepat selesai. Mungkin karena kelelahan, ia langsung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri.

Karena rumah yang ditempatinya bukan termasuk rumah orang kaya maka kamar mandinya pun juga sederhana sekali, pintunya saja hanya terbuat dari seng yang tidak bisa tertutup rapat, bagian bawahnya terbuka sekitar 5 cm, dan bagian kanan atau kiri pintu juga mudah diintip.
Aku sudah hafal dengan bentuk kamar mandi ini karena aku sering mengintip diam-diam dua anak Pak Kadus yang masih SMP dan SMU saat mereka mandi. Meskipun mereka berwajah manis tetapi masih kalah putih dan seksi dibandingkan si Windi.

Aku masuk lewat halaman belakang karena kamar mandinya juga terletak di halaman belakang. Mungkin karena sudah merasa aman setelah pintu depan ditutup dan dikunci rapat, ia mandi dengan santai sambil menyanyi-nyanyi lagu pop Britney Spears kesukaannya.

Saat aku mulai mengintip, ia sedang berjongkok untuk kencing sehingga aku mulai khawatir kalau-kalau ia melihatku sebab ia berjongkok menghadap pintu depan kamar mandi sedangkan aku mengintipnya dari bawah pintu. Tetapi untungnya ia hanya melihat ke bawah lantai.

Saat ia kencing itulah aku merasa terangsang. Vaginanya terlihat jelas karena terbuka lebar dengan bulu-bulunya yang keriting dan lebat, dan yang paling kusukai dari dia tentunya adalah karena ia masih perawan. Aku jadi ingin merasakan bagaimana rasanya vagina cewek yang masih perawan karena selama ini aku hanya berpacaran dan berhubungan intim dengan wanita yang sudah tidak perawan dan tidak secantik dia.

Setelah ia selesai mandi, aku ingin segera keluar dari rumah itu, tapi karena hari itu hujan, aku terpeleset saat memanjat tembok dan menyenggol pot tanaman hingga ia langsung keluar dari kamar mandi dengan hanya menutup handuk untuk melihat suara apa itu dan langsung memergokiku.
“Loh Mas, kok disini, lagi ngapain kamu Mas?”.

“Eh.. Emm.. Aku ee.. Lagi manjat tembok tapi kepeleset”, ujarku beralasan.
Karena sudah tak tahan melihat tubuhnya yang putih mulus dan wangi itu aku mendekatinya dan tanpa basa-basi langsung kusekap mulutnya. Dengan mudah aku dapat meringkusnya dengan mengikat tangannya karena di tempat itu terdapat banyak tali-tali tambang, dan kuseret dia ke dalam kamar tidur entah milik siapa. Di situ aku buka ikatannya dan langsung kurebut handuknya sehingga ia telanjang bulat.
“Jangan Mas, jangan, kita kan tetangga”, ia hanya dapat menangis dan memohon-mohon saat aku melepaskan semua bajuku.

“Emang gue pikirin, aku dah nggak tahan ngeliat tubuh seksi lu!!”, bentakku.
Pistolku yang berukuran 18 cm ini langsung tegak menodong ke arahnya. Aku langsung menubruk dia. Karena ia melakukan perlawanan terpaksa aku menampar dan sedikit mencekiknya, karena hanya dengan cara inilah ia akhirnya dapat lemas dan menyerah tanpa membuat lecet kulit putih mulusnya. Aku mulai menciumi bibir tipisnya dan menjilati wajahnya sambil meremas-remas payudara dan memelintir putingnya, lalu aku melumat payudara dan menggigiti putingnya.
“Aah.. Aah sakit Mas!”, rintihnya lalu aku mulai meletakan penisku di atas vaginanya.
“Jangan digituin Mas, ampun Mas”, ia memohon sambil mengeluarkan air matanya.
“Santai aja Mbak, enak kok”

“Jangan Mas, jangan.. Aacchh.. Aacch.. Uucch sakit.. Ooch!!”, ia menjerit kesakitan saat aku berusaha keras memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang masih tertutup rapat.
Lalu kubalik posisi tubuhnya sehingga ia berlutut dan kutampar-tampar pantatnya hingga memerah, sambil kujilat-jilat pantat mulusnya.

“Wow, pantat Mbak indah juga ya, bulet tapi juga sekal banget”
Saat hampir kumasukkan penisku ke duburnya tiba-tiba pintu terbuka dan ada orang masuk. Windi tahu bahwa itu pasti temannya sehingga ia langsung berterika meminta tolong. Orang itu mendengar teriakan Windi lalu langsung menuju kamar ini hingga ia terkejut bukan main begitu juga denganku.
“Hey, sedang apa kau?”
“Eh.. Mm anu aku..” aku bingung menjawabnya.

Windi sempat lega melihat salah seorang temannya datang. Teman pria Windi itu sempat ingin marah ketika Windi akan kusodomi. Tetapi ketika ia melihat kemolekan tubuh Windi, ia jadi terdiam sesaat. Mungkin ia juga terangsang, karena saat aku melihat bibirnya ia mengucapkan kata “Wow” dengan lirih secara tidak sengaja. Tanpa disangka ia lalu malah memberi suatu penawaran kepadaku.
“Kalo lu ngasih aku bagian dari tubuh sexy ini, aku nggak bakalan ngomong ama tetangga sebelah, OK?”

“Oh boleh saja, kita nikmati bareng-bareng aja.” tentu saja aku setuju dari pada dikeroyok masa.
Dia langsung membuka bajunya yang sudah basah terkena hujan.
“Loh, Rob kamu ini gimana sih, aku ini temanmu” Windi merasa kecewa ketika ia melihat temannya itu sedang mengeluarkan batang kejantanannya dari CD-nya.

“Iya aku juga tau lu ini temanku, tapi kan cuman teman KKN aja dan selama ini aku selalu terangsang ngeliat tubuh lu saat ngintip lu mandi, he.. he.. he”, ujarnya.
Aku langsung melanjutkan kegiatanku tadi. Saat Windi masih berdebat dengan temannya, langsung saja kumasukkan penis 18,5 cm-ku ini ke lubang duburnya.

“Robi, kamu ini kurang aj.. Aacchh.. Aach.. Oocch!!” ia menjerit kesakitan.
“Ooch.. Aacch.. Yes wauw biar seret tapi enak tenan Win duburmu!!”, ujarku.
Temannya pun tak tinggal diam, ia langsung menyodorkan batang kemaluannya ke wajah Windi.
“Nah Win entot nih kontolku, ha.. ha.. ha!!”, ia memaksa membuka mulut Windi dengan menjambaknya.

“Please Rob, please.. mmph.. mmphh!”.
Windi merasakan siksaan sampai hampir muntah, karena memang ia belum pernah mengulum penis seseorang. Kugenjot-genjot penisku, karena aku senang jika melihat payudaranya bergoyang-goyang.

“Aach.. Oocchh.. Yes!!”.

Akhirnya kusemprotkan cairan spermaku ke lubang duburnya. Si Robi pun ikut menyemburkan cairan kentalnya ke mulut Windi dan memaksanya untuk menelan semuanya dan menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di penisnya.

Lalu kami beristirahat sebentar sambil merokok dan menonton film porno di ruang tengah. Lalu temannya yang ternyata bernama Robi itu mampir ke warung sebelah untuk membeli vitamin penambah tenaga dan obat kuat. Setelah 30 menit, hari masih hujan lebat sehingga teman-temannya yang lain kemungkinan masih akan lama pulangnya.

Kami pun meneruskan memperkosa Windi. Ia mengira penderitaanya sudah berakhir karena saat aku menghampirinya, ia sudah memakai CD-nya kembali. Ia pun terkejut saat aku menghampirinya sehingga ia melakukan sedikit pemberontakan tapi tidak berhasil lalu langsung kutampar hingga jatuh dan Robi melepaskan kembali CD-nya.
“Tolong sudahi saja Rob, aku sudah cape”, mohonnya.
“Hey aku kan belum nyoba vagina lu tau!”

Robi berbaring telentang di kasur dan mengangkat tubuh Windi dengan posisi tengkurap menghadap dirinya, dan langsung menghujamkan penisnya ke vaginanya.
“Aacchh.. Uucchh.. Sst tolong, udah aja Rob, sakit..!”, rintihnya.
Tanpa kutunggu-tunggu, aku langsung ikut menunggangi tubuh Windi dan memasukan penisku ke vaginanya sehingga penisku dengan penis Robi bergesekan dalam satu vagina hingga lapisan klitoris Windi menjadi lecet.

“Aacchh.. Aacch.. Uucch.. Sstt aduuh sakit banget, toloong!!”
Setelah sekitar 25 menit, Robi menyemprotkan spermanya dulu lalu mencabutnya, dan tubuh Windi kubalikkan telentang. Lima menit kemudian ganti aku yang menyemprotkan cairan hangat dan kentalku. Aku pun lemas dan menindih tubuh seksinya tapi tidak langsung mencabut penisku dari vaginanya. Windi pun juga sudah sangat lemas tidak berdaya.

Karena hujan sudah mulai agak reda, Robi langsung mengeluarkan HP-nya dan memfoto bagian-bagian vital tubuh telanjang Windi untuk mengancam Windi agar tidak membuka mulut kepada siapapun. Lalu kami memakaikan bajunya. Saat kemudian 2 orang lagi temannya datang, kami terlihat sedang menonton TV bersama.

Meskipun wajah Windi terlihat sedih, mereka tidak mengetahui dan tidak mempedulikannya karena memang hubungan mereka belum begitu akrab sebab mereka semua berbeda jurusan apalagi baru saling kenal beberapa hari. Tetapi beberapa hari kemudian, Windi akhirnya mengaku kepada keluarganya bahwa ia telah diperkosa oleh saya dan temannya saat KKN, sehingga kami pun ditangkap oleh polisi dan dipenjara.

Setelah kejadian itu, warga desa saya menjadi trauma karena takut kejadian itu akan terulang lagi dan itu telah memperburuk nama desaku. Sejak saat itu jika ada KKN lagi, penduduk desa saya meminta para anggota KKN khususnya cewek harus berpakaian sopan dan tidak merangsang, karena pemuda di desaku memang jarang keluar desa.sehingga agak mudah terangsang jika melihat cewek cantik dengan pakaian yang sedikit menggoda.

Fantasi Sex Dengan Guru Agama Yang Cantik Aduhai Bodynya.


Semula aku tidak percaya telah berbuat mesum dengan seseorang yang sangat aku hormati, dia adalah Mbak Wulan (28 tahun) seorang guru agama di sebuah SMP negeri di Kota Yogyakarta. Aku mengenalnya karena suaminya yang bernama Susilo (40 tahun) sering mengisi pulsa di counter HP milikku.

Seminggu sekali dia ketempatku, kadang sendiri kadang juga berdua dengan istrinya. Karena sudah kenal baik aku sering mampir kerumahnya saat pulang dari toko, kebetulan rumahnya searah dengan tempat kosku. Oh ya namaku adalah Anton usiaku 22 tahun aku asal dari Surabaya.

Singkat cerita kami sudah akrab, mereka berdua sebenarnya keluarga yang sempurna menurutku, Mas Susilo bekerja sebagai teknisi listrik PLN dan mereka sudah memiliki 2 orang anak yang berusia 12 dan 8 tahun. Terus terang saat pertama bertemu dengan Mbak Wulan aku sudah sangat kagum, dia pintar, cantik dan sholehah karena selalu berjilbab rapi.

Selain itu dia juga taat pada suami dan pandai mendidik anaknya. Namun semua kekagumanku itu tiba-tiba berubah saat aku tahu kalau dia punya Pria Idaman Lain. Hal ini ku ketahui tanpa sengaja ketika aku melihat Mbak Wulan berboncengan dengan seorang lelaki di sebuah objek wisata di Kabupaten Magelang, padahal waktu itu masih jam sekolah dan seharusnya dia masih mengajar.

Akupun terus mengikutinya dan mereka berdua berhenti di tempat yang sepi di sebuah warung yang tak di pakai lagi. Dengan mengendap-endap aku merekam aksi mereka berdua yang memadu kasih di tempat sepi. Walaupun mereka hanya sekedar berpelukan dan berciuman namun ini bisa jadi bukti yang kuat atas perselingkuhan mereka.

Pada keesokan harinya aku berniat memberitahukan perselingkuhan ini pada Mas Susilo, namun saat aku datang kerumahnya aku cuma bertemu dengan Mbak Wulan. Entah setan mana yang menghasutku, tiba-tiba aku ingin memanfaatkan ini untuk berbuat sesuatu pada Mbak Wulan ketika aku diberitahu bahwa Mas Susilo sedang pergi mengunjungi Ibunya di Purwokerto beserta dua anaknya. Akhirnya akupun menjelaskan tentang rekaman video itu sambil mengancam Mbak Wulan akan mengirimkan rekaman ini pada suaminya.

Dia sangat terkejut dengan pernyataanku yang mengetahui dengan detail perselingkuhannya dan akhirnya dengan menangis diapun memohon padaku untuk menghapus video itu dan sebagai gantinya dia berjanji akan memberi imbalan apapun yang aku inginkan.

Akhirnya Mbak Wulan masuk perangkapku, dengan terus terang akupun meminta imbalan pertamaku yaitu mengajaknya mandi bersama. Dia langsung menolaknya dan menawarkan uang sebagai gantinya, namun aku tetap pada pendirianku sambil menyatakan bahwa aku tak butuh uang. Setelah sedikit bujukan akhirnya diapun mau menerima permintaanku dan aku segera menuju kamar mandi, sedangkan Mbak Wulan terlebih dulu mengambil handuk di kamarnya.

Hal ini sengaja kulakukan agar aku bisa meletakkan HPku di tempat yang aman untuk bisa merekam aksi kami tanpa diketahui oleh Mbak Wulan. Sesaat kemudian diapun datang hanya dengan berlilitkan handuk, karena semua pakaian dan jilbabnya sudah di lepas di dalam kamar. akupun segera melepas pakaianku hingga bugil.

Dia terkejut melihat torpedoku yang berdiri tegak karena terangsang dan segera kuraih tangannya lalu kuajak masuk kekamar mandi. Dia hanya diam saja sambil merunduk malu dan kesal pada perbuatanku, tapi aku tak peduli segera saja kutarik handuknya dan kamipun sama-sama bugil.

Aku sempat tertegun melihat tubuh Mbak Wulan yang sangat seksi, kulitnya yang putih mulus sangat kontras dengan warna rambutnya yang hitam panjang tergerai sampai punggung. Setelah itu kamipun mandi berdua dengan menggunakan shower sambil menikmati guyuran air aku mulai mencumbui Mbak wulan, awalnya dia menolak namun dengan sedikit ancaman diapun menurut juga.

Dengan leluasa aku memainkan organ intimnya, payudaranya yang montok dan berukuran 34B itu menjadi santapan empuk bagi bibir dan lidahku. Selain itu kedua telapak tanganku juga secara bergantian bergerilya di sekitar vagina dan pantatnya yang bahenol. Awalnya Mbak Wulan selalu berusaha menghindar saat aku memasukkan dan memainkan jariku ke lubang vegy miliknya namun akhirnya dia pasrah juga, mungkin karena sudah terangsang.

Setelah beberapa lama perkiaanku ternyata benar, Mbak wulan mulai mendesah karena birahi dan akhirnya dia orgasme. Tubuhnya meliuk-liuk dan sesekali mengejang sambil mulutnya terus merintih. Aku tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, saat dia lengah segera kuposisikan tubuhnya sedikit menungging dan kupeluk dari belakang, dia menurut saja dan tak tahu kalau sebentar lagi akan kuentoti. Aku terus memainkan jariku di lubang vegy miliknya dan pada saat yang tepat langsung kuganti dengan kontolku yang telah berdiri tegak Blezz…. Slepp kontolku menancap sempurna.

Mbak Wulan langsung berontak dan berusaha mencabut kontolku dari vaginanya, namun hal itu sia-sia saja karena aku sudah merengkuhnya dengan sepenuh tenaga sehingga perlawanannya tak berguna. Dengan leluasa aku mulai mnggoyangkan pantatku maju mundur dengan irama pelan agar tidak lepas lalu diapun mulai rileks dan tak berontak lagi, mungkin dia mulai menikmati goyangan kontolku di dalam vegynya.

Akupun mulai menambah kecepatan goyanganku Slepp…slepp…slepppp…oh…ahhh..ahhh oh…. aku dan Mbak Wualn mulai saling mendesah dan tak berapa lama dia kembali orgasme, namun reaksinya jauh berbeda dengan yang pertama. Dia mengerang dan mendesah tak karuan

Ahhh….Uhghhh….ahhhchh …ohhh….. akupun menjadi bersemangat dan semakin mempercepat goyanganku lalu diapun terkulai tak berdaya di sambil bersandar pada bak mandi. Oh… 
Ton kamu jahat banget sih….. aku kan sudah keluar banyak, ko masih di goyang terus….aku jadi lemas nihh.

Akupun kembali memeluknya Maaf Mbak…. aku benar-benar terangsang dengan tubuhmu yang bahenol, jadi pinginnya goyang terusss…..Tapi enak kan Mbak..? Mbak Wulan tersenyum malu sambil mencubit perutku, Ton… kalo dari tadi aku tahu kamu pinter ngentot, nggak usah dipaksapun aku mau kamu entotin. Aku sangat kaget dengan pernyataanya ini, namun hal ini dibuktikan oleh dia. setelah tenaganya pulih dia tidak menolak kuajak ngentot lagi, namun dia minta pindah kedalam kamar tidur.

Masih dalam kondisi bugil aku keluar dari kamar mandi untuk mengambil HPku yang kuselipkan di atas lubang ventilasi lalu segera masuk ke dalamkamar Mbak Wulan. Sambil menunggu dia datang kulihat kembali rekaman tadi dan hasilnya cukup memuaskan, karena semua adegan itu terekam dengan baik. Setelah itu aku segera mencari tempat yang pas untuk merekam aksiku yang kedua, tak jauh dari kasur ada tumpukan kulihat pakaian, segera kuletakkan disana sehingga tersamar dengan baik.

Setelah Mbak Wulan masuk kamar akupun segera mencumbuinya, sengaja kuarahkan vaginanya menghadap kamera HP yang berada diantara tumpukan pakaian, sehingga aksi jari-jariku yang nakal di vagina Mbak Wulan terekam dengan baik. Setelah puas bercumbu kupun segera mengentotnya yang kuawali dengan posisi terlentang.

Bless….Sleppp tanpa kesulitan aku menancapkan torpedoku dan rasanya memang mantap…. clepp..cleppp..ahhh…ahhhh….ohh..ohhh. Hanya desahan dan suara tumbukan kelamin kami yang terdengar dan berbagai gaya dalam ngentot seperti dalam film bokep yang ku tonton aku coba, termasuk gaya Dogy favoritku. Sampai akhirnya aku puas dan mencapai orgasme 2 kali. Sedangkan Mbak Wulan terkapar sampai tertidur karena kelelahan. Bahkan saat kurekam tubuh bugilnya dari jarak dekat dia hanya diam saja.

Sejak saat itulah fantasi Sex yang aku inginkan selalu dapat ku praktekkan, aku menjadi sering mendownload film bokep dari barat dan kemudian aku coba lakukan dengan Mbak Wulan. Dia tak pernah menolak, kapanpun aku minta ngentot asalkan nggak sedang menstruasi dia akan datang. Karena kebetulan tempat kosku sangat aman maka aku tak pernah repot mencari tempat untuk ngentot.

Namun bila rumah Mbak Wulan sepi aku lebih suka ngentot dirumahnya untuk melampiaskan fantasi Sex ku karena aku bisa lebih bebas berekspresi di berbagai tempat, tidak cuma di atas kasur, bisa di dapur, di ruang tengah, di meja makan di kamar mandi, di tempat jemur pakaian DLL .
Di rumahnya aku memiliki tempat favorit untuk melampiaskan fantasi sex ku yaitu diatas kursi sofa di ruang tamu dengan guru agama cantik yang kusayang.

Minggu, 13 Agustus 2017

Kuperawani Murni Calon Istriku Penjaga Warteg


Siang panas di kota Bandung membuat aku berkeringat. Belum habis jam kerja, kuputuskan saja buat pulang ke kamar kost. Sambil menyeka keringat, kudorong masuk motor inventaris kantor ke teras kamar kost. Perut terasa perih setelah sedari pagi berkeliling meninjau proyek pemerintah yg sedang dikerjakan oleh para pemborong lokal. Maklum, di kota ini pemborong lokal dikenal sedikit nakal jika tidak diawasi.

Dan tugasku mengawasi agar dana pemerintah digunakan dengan benar serta kualitas pekerjaan para pemborong sesuai dengan standar pemerintah. Setelah ganti baju dengan kaus oblong, aku menuju warteg langganan di seberang jalan. Sambil memesan makanan kuperhatikan seorang pegawai baru yg berbodi lumayan montok dgn payudara yg besar.

Kulitnya putih dan betis dan lengannya ditumbuhi bulu halus. “Ada yg baru Mbak Ning?” aku berbasa basi dgn pemilik warteg. “iya, keponakan dari Brebes, baru datang semalam”. “Namanya siapa mbak?” tanyaku sambil pandanganku tak lepas dari tubuhnya yg ternyata membuatku sedikit bergairah. “Murni Mas” jawabnya singkat.

Memang bener – bener murni pikirku. Sambil menikmati makan siang, pikiranku melayang memikirkan Murni. Imajinasiku melayang membayangkan aku sedang bergumul dgnnya dikasur. “Mau minum apa mas?” Pertanyaan Murni membuyarkan mimpiku. “Es Tawar aja” jawabku singkat.
Pertemuan dgn Murni membuat aku semakin bersemangat pulang kerja. Singkatnya, karena kedekatanku dgn Mbak Ning sang pemilik warteg, aku berhasil dekat dgn Murni. Sampai satu hari aku nekat menembaknya saat warteg sedang sepi di malam selasa. “Murni, udah punya pacar blm dikampung?” tanyaku membuka pembicaraan.

“Belum mas, emang kenapa?”. “Gak, nanya aja. Masa gadis secantik Murni ga punya pacar? bo’ong aja nih!” candaku “Suer mas, murni blm punya pacar. Dulu pernah pacaran. Tapi skrg dah putus”. “Lho kok putus? Mangnya knp?” tanyaku “Cowo aku dulu doyan selingkuh. Baru pcaran sehari dah pcaran lagi sama cewe lain. Dah gitu dia doyan mabok. Kalo udah mabok rese. Suka remes-remes dada aku. Kan aku malu mas”.

Wah dah berani curhat nih, pikirku. “Trus, klo skrg ada cowo yg mau sama murni, Murni mau ga?” tanyaku. “Emang ada cowo yg mau sama pelayan warteg kaya aku mas?” tanyanya.
“ada” jawabku singkat “siapa mas?” “Aku”. “Ah, mas becanda. Mas kan Pegawe Negri. Ga mungkin mau sama aku. paling juga sebulan aku udah diputusin. atau aku ga dikawin. Makasih mas. Aku ga mau sakit keduakalinya!” jawabnya sambil berlalu. Aku pun hanya tertegun. Menikmati kegagalan malam ini.

Tapi aku tidak putus asa. Lewat Mbak Ning, kuutarakan perasaan hatiku kepada keponakannya. Mbak Ning pun setuju membantu akau. Katanya Murni memang udah pantas menikah dan ia ingin ada keluarganya yg bisa mengangkat derajat keluarga Murni. Sebab dikampungnya, PNS sangat dihormati dan disegani.

Singkatnya, setelah berjuang selama kurang lebih dua bulan, kudapatkan cinta Murni pada saat acara panggung hiburan 17 Agustus di halaman kecamatan. Sambil menikmati musik dangdut alakadarnya, kucoba lagi menyatakan cintaku pada Murni. “Murni, mas benar benar suka sama kamu. Benar-benar cinta dan tidak ada sedikitpun niat untuk melepaskan Murni. Mungkin saya lebih baik buta daripada lihat Murni dengan orang lain” kataku menggombal ria.

“Mas, Murni dah tau dari Bu Lik Ning. Kalo emang mas benar serius sama Murni. Murni mau nerima asal dengan syarat mas.”. Hnnnnaaaaaaah, akhirnya …….. “Syarat apa Murni? jangankan satu, seribu syarat akan mas penuhi asal Murni mau menerima cinta Mas.” gombal maning. “Cuma satu kok mas. Mas jangan pernah menyakiti hati Murni”.

“Murni, aku sudah bilang, gak akan pernah menyakiti kamu. Jadi kamu mau nerima mas?” tanyaku. “Mas terima ga syarat dari murni?” dia malah balik tanya. “Aku terima semua syarat yg kamu berikan. Jadi kamu mau jadi pacar mas?” aku medesaknya. “Jangankan pacar mas, aku malah sudah siap jadi calon istri kamu!” Mendadak suara musik dangdut tak terdengar.

Yang terdengar hanya suara jantungku yg berdegup keras, saking senangnya perjuangan aku tak sia-sia. Kuraih bahu Murni dan ia tdk menolak. kupeluk dia dari samping dan kukecup rambutnya. dan dia melingkarkan tangannya dipinggangku. Resmilah kami jadi sepasang kekasih.

Sejak aku berpacaran dengan Murni, aku merasa ada perlakuan lain dari Mbak Ning. Ia mulai sering menyuruh Murni meninggalkan pekerjaannya jika melihat motorku datang. Dan biasanya Murni menghampiri aku dan cium tangan seperti layaknya seorang calon istri kpd suaminya. Seperti sore itu, aku pulang kantor tiba-tiba Mbak Ning menghampiriku.

“Mas Adi, Mbak mau ke Depok. Ada saudara yg hajatan. Mungkin Mbak nginep beberapa hari. tlg titip anak-anak di warung ya, soalnya ga ada orang lakinya. Suami Mbak juga ikut”. “Oke Mbak” jawabku. “jangankan beberapa hari, setahun juga aku mau!” jawabku sambil tersenyum. “Ya iyalah, kan ada Murni! Makasih ya mas” Mbak Murni sambil berlalu.

Malam itu Warteg tutup lebih awal. Sehingga aku punya banyak waktu ngobrol dgn Murni. “Mas, ngobrolnya di sana yuk, ga enak dsini. Rame, brisik lagi!” kata Murni mengajak aku ngobrol di teras kostan aku. “Ya udah, tapi tlg buatkan aku kopi yah!” pintaku sambil berjalan menuju kostan.
Tak lama Murni menyusul dgn membawa segelas kopi hitam kesukaanku. Malam ini dia terlihat makin seksi dgn kaos ketat kuning dan celana legging hitam. Kontras dgn kulitnya yg putih dan montok. Mulailah pikiran kotor merasuki otakku.

Setelah Murni duduk di depanku, kami melanjutkan obrolan seputar keadaan keluarga kami masing-masing. Sekitar satu jam Murni terlihat BT. “Mas boleh numpang nonton TV ga?” “masuk aja nonton sana, aku masih mau ngroko sambil ngopi” jawabku. Murni pun berlalu kedalam dan menyalakan TV. 14″ tuaku.

Setelah sebatang rokok kuhabiskan, kususul Murni kedalam dan duduk sebelahnya. Tak kukira Murni langsung merebahkan kepalanya didadaku. Kesempatan nih, pikirku. Kuusap dan kubelai rambunya yang panjang melewati bahu. Murni nampak menikmati. Kuberanikan diri mengangkat kepalanya dan kukecup lembut bibirnya. Murni sedikit kaget. Maklum, setelah cintaku diterima, kita hanya sekedar mengobrol. Ga pernah lebih. Namun, ia membalas ciumanku.

Malah badannya dihadapkan ke diriku. kamipun berciuman dgn posisi murni duduk dipangkuanku. Kuberanikan diri meraba payudaranya. Murni sedikit menepis tanganku. Tapi aku tak putus asa. kucoba dan kucoba lagi sampai akhirnya Murni membiarkan tanganku meraba dan meremas lembut payudaranya.

Ciuman Murni semakin gencar ketika tanganku kucoba menerobos masuk lewat belakang bajunya. Terasa lembut payudara atasnya yg masih terbungkus kutang berenda. Tiba-tiba Murni bangkit. Yaaaah, ngambek dia., pikirku. Tapi ga kusangka ternyata murni bangun untuk menutup pintu dan kembali ke pangkuanku dan meraih kepalaku. Kami lanjutkan kembali pekerjaan yg tertunda tadi. Semakin berani aku meciumi sekujur wajahnya. Nafas Murni sedikit tersengal ketika kuciumi daerah belakang telinganya.

Kucoba mengangkat kaosnya. Tak ada perlawanan. Kaos Murni sudah terlpeas dan didepanku terpampang pemandangan indah. Sepasang payudara montok yg putih bersih walau masih terbalut kutang berenda. Kuciumi dengan uas daerah belahan toketnya, dan Murni nampak menikmatinya. Sambil kupeluk, kucoba melepaskan kait kutang dipunggung Murni.

Berrhasil!!!. Kutang Murni terlepas dan kuloloskan dari bawah dan Munri melepaskan ciumannya agar kutangnya cepat terlepas. Langsung kujilati pentil susunya yg kemerahan. sementara tanganku meremas toket senbelahnya. Murni bergelinjang menahan kegelian dengan nafas yg tersengal-sengal. Nampaknya ia sudah terangsang. Puting susunya semakin maju dan mengencang.

Kulepas Bajuku dan kuajak murni merebahkan diri sambil terus menjilati, mengulum dan meremas toket yg sudah lama kuidam-idamkan. Murni semakin bernafsu dengan meremas-remas pantatku sambil mengerang nikmat. Kucoba meraba selangkangannya dan Murni agak menolak dengan merapatkan pahanya. Tapi terasa sedikit oleh jariku.
Memeknya mulai basah. Kuusap usap kemaluannya dari luar dan tiba tiba Murni memelukku dengan erat dan ia membekapkan mulutnya ke dadaku. Maassss, aaaaaahhhhhhhhhh….. Murni pipis….. Rupanya ia orgasme akibat rangsanganku di payudaranya.

Murnipun bangun dan meraba selangkangannya. “Mas gimana ini, Murni ga tahan pengen pipis tadi, celana Murni basah”. “kamu orgasme sayang, bukan pipis”. jwbku menerangkan. “enak ga?” tanyaku “enak mas, sampe pipis hehehehe…” katanya sambil tertawa. Akupun bangun dan mengunci pintu. “Emang pipisnya banyak sayang?” tanyaku.

“Boleh liat ga celananya?” tanyaku bersiasat. Padahal aku pengen liat memeknya yg terlihat munjung dari balik celana leggingnya. “Ga mau ah, malu. Masa Murni buka celana disini!”. “Gapapa sayang, kan kamu calon istri ku. Nanti klo kita menikah juga kita saling telanjang!” kataku menggombal.
Murnipun bangun dan melorotkan celana legginga. ASTAGA!!! dari balik CDnya menyembul daging kemaluan yg menurutku hampir sama dengan ukuran toketnya (saking munjungnya tuh memek!) Tak kuat menahan konak langsung aku berlutut dan menciumi memeknya dari luar. “Mas, mau ngapain… Ih…. ngapain sih… oooh… shhhhh … ahhhh..” protes Murni tak kudengar sambil sesekali kucoba menelusupkan jari kesela-sela CDnya.

Kuperawani Murni Calon Istriku Penjaga Warteg- Situs Poker Online - Agen Sbobet - Agen Poker - Poker Online - Agen BandarQ - Agen Domino 99 - Situs Bandar Sakong

“Mmmmmaaaaassssssssshhhhhhh…… geli mas….. aaaahh. sshhhhhhh….” Murni terus mendorong kepalaku agar menjauh dari memeknya. Tapi aku tak peduli, aku terus mendesakkan kepalaku dan menjilati sekitar selangkangannya dan tanganku mencoba melorotkan CD Murni yg masih dlm posisi berdiri. Dengan sekali sentak, CD itu berhasil turun dan alamak…….. bongkahan daging yg ditumbuhi jembut yg jarang jarang. Merah merekah, membuat gairahku semakin tinggi.
Kuturunkan terus CDnya hingga benar-benar berada dibetisnya. Sementara lidahku mencoba menerobos ke sela sela belahan memeknya. “Mmmmmmmmmaaaaaaaaaassssssss, oooooohhhhhhhhhh……….. aaaaaahhhhhhh…….. sssssshhhhhhh…. aduh ……” Hanya itu yg keluar dari mulutnya sambil terus mendorong kepalaku.

Sementara itu, entah kapan aku melepasnya, aku hanya tinggal memakai sempak. Kuajak Murni berbaring dan ia menurut. Kulepas CDnya yg masih nyangkut di kakinya sambil merenggangkan kedua belah kakinya. Saat kakinya merenggang nampaklah isi dari memek Murni yg merah, kelentitnya yg meruncing kujilati dengan rakus sambil sesekali memasukan lidahku ke rongga memeknya.

Tiba-tiba, rambutku dijambaknya dan Murni kembali orgasme. “Mmmmmaaaaaaaasssssssss, aaaaaaaaaauwwwwhhhhhhhhh, nnnnnnnnnggggggghhhhhhhhhhhh. aaaaaaaaahhhhhhhhh!!!!!!!” itulah yg keluar dari mulutnya sambil melepas cairan kenikmatannya.
KUjilati lelehan cairan memek yg membasahi sekitar bibir dan kumisku. Tak kulepaskan pula cairan yg meleleh sekitar memeknya. Tubuhnya melemas setelah dua kali kubuat orgasme. sambil kupandangi tubuh yg mulus yg tergolek lemas, kulepas celana dalamku. Kontolku langsung mnerobos setelah sedari tadi kukurung didalam CD.

Langsung kuarahkan kepala kontolku kehadapan memeknya. Ku oles-oles di permukaan memeknya yg basah. Kembali Murni menggelinjang dan berdesah. Tak sabar kucoba masukkan kontolku ke liang memeknya. Murni sedikit menolak dengan kembali merapatkan pahanya.

“Gapapa sayang, aku dah ga kuat lagi sayang…” pintaku memelas…. “Ga mau mas, Murni takut hamil. Nanti Bu Lik Ning marah sama aku!” “Murni sayang, aku kan sudah bilang kita akan menikah, ga usah takut. Bu Lik Ning sudah merestui hubungan kita. Ayo sayang, jangan siksa aku ….!?” kataku sambil terus berusaha membuka pahanya yg masih merapat.

Nafsu birahi yg semakin memuncak membuat aku berbuat sedikit kasar dengan memaksanya mebuka pahanya yg tertekuk. Akhirnya Murni menyerah. Ia membuka pahanya dan tak buang waktu lagi langsung kusodokkan kontolku kedlam memeknya dengan perlan.

“Awwwh… pelan-pelan mas, sakit… aaahhh… ssshhhh…”. “Tenang sayang, sakitnya cuma sebentar, nanti juga enak!” rayuku sambil terus berusaha memasukkan kontolku. Kugerakan pantaku maju mundur dengan irama santai agar Murni menikmati sensasi kepala kontolku yg mencoba menembus memeknya.

Dan akhirnya, blesssssss… cretttt…. kontolku masuk sebagian dan dilelehi cairan darah perawannya diiringi dengan lenguh kesakitan Murni dan tangannya mencengkeram erat lenganku. Kulihat ia mengigit bibir agar tidak berteriak. Kudekatkan wajahku dan kulumat bibirnya. Agar Murni terangsang kembali, kuremas pelan payudaranya dan sesekali kuplintir halus putingya.
Alhasil, putingnya kembali mengeras tanda ia mulai terangsang lagi. Kurubah posisi tubuhku sedikit berjongkok sambil kupegangi kedua belah pahanya. Kulakukan lagi gerakan maju mundur. Kulihat murni menangis, kuseka air matanya dgn jariku sambil terus kupompa memeknya.

Tak lama, kudengar Murni mulai melenguh nikmat, “aaaahhhh, sssshhhhhhhhh, oooooooowwwwwwwwwwwwhhhhh…….. nnnnnnnnnnnnngggggggghhhhhhhhhh….. aaaaaahhhhh…..!” terus kopompa memeknya dengan sodokan kontolku. Tak terasa hampir seluruh kontolku sudah masuk keliang memeknya. kuturunkan pahanya agar menindih pahaku. Kuletakkan tangan diatas lantai dan terus memompa memek Murni yg sempit dan licin.
Sekitar 10 menit kupompa memeknya, terasa aku akan ejakulasi. kupercepat gerakanku agar cepat kunikmati sensasi orgasmeku. dan tak lama, “Aaaaaaaaaaaaaassssssshhhhhhhh………… uuuughhhhhh…… crrrroooooooooot……. crot. crottttt…. kulepas lendir kenikmatan di dalam memek Murni dan akupun terkulai lemas.

Setelah mengatur napas, kucabut pelan kontolku dan kucari pakaian kotorku untuk mengelap lelehan spermaku dan cairan memek Murni yg telah tercampur dgn darah perawannya. Kulap memek Murni dengan lembut sambil sesekali kucium aroma memeknya.
Terlihat Murni matanya basah, kurebahkan badanku disebelahnya dan kuciumi pipinya. “Sayang kenapa nangis? Kamu nyesel melakukan ini dengan mas” tanyaku. “Murni ga nyesel mas, Murni nagis karena nahan sakit tadi. Murni seneng kok mas. Murni seneng bisa bikin mas bahagia, murni juga pengen mas bikin Murni sebahagia mas.

Jangan pernah ninggalin Murni mas!”. Tak kujawab malah kuraih kepalanya dan kulumat lembut bibirnya. Kuangkat tubuhnya agar menindih tubuhku. Murni memelukku. dan kami bergumul saling memagut bibir. Akibatnya, kontolku kembali bangun.

Kupinta Murni menjilati kontolku tapi ia menolak terus. Akhirnya kupinta ia berjongkok diatas mukaku. Kujilati lagi memeknya yg montok. Sesekali kugigit lembut kelentitnya yg meruncing. dan kami melanjutkan kembali pertempuran. Kupinta Murni nungging, mula-mula ia bingung.
“Mas jangan dimasukin ke pantat. Bau ih…. !!”…. “Nggak sayang, kamu diem aja, aku mau masukin ke memek kamu dr belakang. Rasanya lebih enak sayang…” Kusodok pelan memeknya yg sudah mulai kuyup lagi. 5 menit kulakukan gaya shaggy. Kusuruh Murni merapatkan pahanya sambil berpegangan ke tembok. Terus kusodok dia dgn irama agak cepat.

Akhirnya, “Massssss… Murni mau kluar nih …… aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhsssssss…… sssssssssshhhhhhh… aaaaaaaaaahhhhhhhhhhh…!” . “tahan sayang, kita keluar barengan aja.” Pintaku. dan tiba tiba murni berdiri dan terjatuh sambil meregang melepas orgasmenya…. ooooooooooooooooooooooooooooohhhhhhhhhhhhhh….mas Murni lemes banget.
Sementara aku mulai merasakan tanda-tanda orgasme pula. kudekatkan payudaranya ke kontolku dan kujepit kontolku dgn payudaranya. Kugoyang-goyang payudaranya hingga kontolku terasa seperti dikocok dan … aaaaaaaahhhhhhhh………. akhirnya kulklepaskan kembali lahar kenikmatanku di toket murni si calon istri ku.

Sampai jam 12 malam kami bersetubuh seperti calon istri dan suami. dan ketika hendak berpakaian kuajak Murni ke kamr mandi dan kulap tubuhnya dengan handuk kecil yg sudah aku basahi. Ketika mengelap pyudaranya kembali aku terangsang dan menjilatinya lagi. sambil berjongkok kulap seluruh tubuh mulusnya dgn handuk basah. dan saat mengelap memeknya kubenamkan kepalaku dimemeknya seakan aku tak mau lepas dari barang yg sudah memberikan 3 kali kenikmatan padaku.
Kuberikan CD dan celana Leggingnya, “Ga usah pake cd mas, basah ntar lengket. simpen aja disini. besok Murni cuci. Takut ketauan klo dibawa kewarung”. “Kirain buat kenang-kenangan aku sayang, kan kamu calon istri ku”, jawabku sambil mengecup bibirnya.

“Udah dapet isinya, bungkusnya juga masih mau!” katanya sambil memakai celana legging. kamipun berpakian kembali dan kulepas Murni pulang dengan pelukan erat dan kecupan halus dibibirnya. “Kapan-kapan kita lakukan lagi ya sayang!?” pintaku kepada calon istri ku.
“Asal ada waktu dan kesempatan, kapan mas mau aku kasih. Asal jangan mas kasihkan mainan baruku ke perempuan lain ya mas.” jawab Murni si calon istri ku.

Jaga Rumah Asik & Hot Banget Dapet Ngesex Tante Hot

Cerita Sex Tante - Peristiwa ini berlangsung beberapa bulan yang lalu di awal 2016 lalu. Di Sabtu malam yang cerah aku terpaksa menunggu rumah sendirian. Keluarga semua pergi ke Jakarta menghadiri acara pernikahan saudara sepupuku.

aku perkenalkan diri dulu. Namaku Rendy, 28 tahun. Tampangku biasa-biasa aja dengan kulit sawo matang. dengan tinggi 170 cm dan berat 70 kg. Pembaca mungkin menyangka aku gendut. Itu sama sekali tidak tepat karena aku rajin fitness hingga otot2ku pun terbentuk walaupun tidak sekekar Ade Rai . aku bekerja di satu perusahaan swasta di kotaku. aku tinggal di kota kecil di bagian Barat pantura Jawa Tengah. Dan sekarang aku masih menyandang predikat jomblo. Namun selalu enjoy menjalaninya.


Sabtu malam itu tidak seperti biasanya. Teman-temanku yang sebagian jomblo juga (mungkinaku perlu bikin perkumpulan Jomblo Merana, hehehe...) tidak keliatan batang hidungnya. akuyang nungguin rumah sendirian akhirnya cuma bisa duduk sambil mengisap rokok putih di teras depan rumah sambil cuci mata pada cewe-cewe yang lewat di jalan depan rumahku. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Rasa kantuk sudah mulai menyerang. aku pun bergegas masuk ke rumah. Begitu tanganku hendak meraih gagang pintu, aku dikejutkan suara becak yang direm mendadak. Spontan aku liat ada yang terjadi. Ternyata seorang wanita kira2 berumur 40 tahunan turun dari becak kemudian membayar ongkos ke abang becak. 
Aku masih terpaku melihat apa yang akan dilakukan oleh wanita dengan kulit sawo matang dan berwajah sensual itu. Tingginya kira-kira 160 cm dan beratnya mungkin 60 kg dengan payudara yang besar kira2 36C dan pantat yang besar pula serta perut yang sudah tidak rata lagi. Wanita itu memakai baju terusan dengan rambut digelung ke atas menambah kesensualannya. Tanpa dikomando penisku lagi berdiri tegang."Permisi...", suara lembutnya membuyarkan lamunanku.
 "Eh...iya, Bu...", jawabku sekenanya. "Pak Atmonya ada?"aku jadi bingung karena nama orang tuaku bukan Atmo. Dengan cepat aku baru sadar kalo rumah yang aku tempati sekarang dulu adalah milik Pak Atmo yang sekarang sudah pindah di kota di provinsi Jawa Tengah bagian Selatan.Akhirnya aku jelaskan padanya tentang keadaan saat ini.

Dia pun bingung hendak ke mana karena tidak ada sanak sodara di kota ini. Kemudian aku persilakan masuk wanita itu ke dalam ruang tamu. Setelah melalui percakapan singkat dapat kuketahui kalo wanita itu bernama Tuminah, sepupu Pak Atmo dari Boyolali dan aku tahu kalo dia telah hidup menjanda selama 10 tahun semenjak kematian suaminya."Dik Rendy, ibu saat ini bingung mau tidur di mana. Lha wong sudah malam begini. Mau melanjutkan perjalanan sudah tidak ada bis lagi," kebingungan meliputi dirinya. 
"Sudahlah Bu Minah...Ibu sementara bermalam di sini dulu. Besok Ibu bisa ke tempat Pak Atmo," aku coba menenangkannya sambil mataku mencuri-curi pandang ke arah gundukan di dadanya yang membusung itu.Mengetahui hal itu Bu Minah jadi salah tingkah sambil tersenyum penuh arti. Akhirnya Bu Minah setuju untuk bermalam di rumahku. aku persiapkan kamarku untuk tidur Bu Minah. Tak lupa akubuatkan teh panas untuk menyegarkan tubuhnya. Kemudian aku persilakan Bu Minah untuk membersihkan badan dulu di kamar mandi.aku menunggu dengan menonton tivi di ruang tengah. Bayangan tubuh montok Bu Minah menjadikan burungku jadi makin berdiri keras. Ditimpali suara kecipakan air di kamar mandi terdengar dari tempatku."Mas Reno..." aku dikejutkan panggilan Bu Minah dari kamar mandi. "Iya Bu... Ada apa?" akubergegas menuju ke kamar mandi. "Ibu lupa tidak bawah handuk. 
 Ibu boleh pinjem handuk mas Rendy?" terdengar suara Bu Minah dari balik pintu kamar mandi. "Boleh kok, Bu. Saya ambilkan sebentar, Bu", aku ambil handukku di jemuran belakang."Ini Bu handuknya" perlahan pintu kamar mandi dibuka oleh Bu Minah. aku sodorkan handuk ke tangan Bu Minah yang menggapai dari balik pintu. Tak kusangka sodoran tanganku terlalu keras sehingga mendorong pintu terbuka lebar hingga badanku terhuyung ke depan ikut masuk ke kamar mandi. aku menubruk badan Bu Minah. aku peluk tubuh bugil Bu Minah agar aku tidak jatuh. Bu Minah pun memeluk tubuhku erat-erat agar tidak terpeleset. "Aahhh...", Bu Minah menjerit kecil. aku rasakan buah dada bu Minah yang besar itu dalam pelukanku. Penisku langsung tegang mengenai perus Bu Minah. Beberapa detik kami terdiam."Ih, mas Rendy kok meluk aku sih..." katanya manja tanpa melepas pelukannya padaku. Wajahku merah padam. aku tidak bisa menyembunyikan hasratku yang meletup-letup. 
"Kaalauu...akkuu lepass ...nantii akku liat ibu Minah telaanjaang donggg..", jawabku terbata-bata dengan nafas tersengal menahan gejolak birahi. aku tekan-tekan penisku yang masih terbungkus celana ke perutnya."Aacchh...sungguh nikmat sekali," batinku karena aku baru pertama kali ini memeluk wanita dalam keadaan telanjang bulat. "Burung mas Reno nakal..." katanya manja sambil tangannya merogoh penisku dari balik celana training yang aku pakai. Dielus dan dikocoknya perlahan penisku. "Ouuugghhh..." aku hanya bisa mendesah. "Burung Mas Reno besar sekali..." aku tidak tahu apakah dengan panjang 16 cm dan diameter 4 cm itu penisku termasuk besar, entahlah mungkin Bu Minah sebelumnya hanya tahu penis dibawah ukuranku. Dan aku pun tidak tinggal diam. aku remes-remes teteknya yang gede itu sambil aku emut putingnya."Mmmhhh... enak banget mas..."Tangan kiriku langsung turun ke vaginanya yang mulai basah itu. aku gesek-gesek dengan jariku dan aku mainkan klitorisnya..."Mas...." hanya itu yang bisa Bu Minah ucapkan dengan mata sayu sementara tangannya masih mengocok penisku dengan pelan. "Mas...Mas Reno....aku wis ora kuat...." suaranya parau "Masukin sekarang ya, Mas....
"aku jadi bingung karena belum pernah ml sebelumnya. Dengan malu-malu aku pun beranikan diri bertanya, "Bu, caranya gimana?" Bu Minah tersenyum genit. "Oh mas Reno masih bujang tong-tong to?" Kemudian Bu Minah membalikan badannya dengan berpegangan pada bak mandi Bu Minah mengambil posisi nungging. aku yang udah gak sabar langsung mengarahkan penisku ke vagina yang merah merekah dengan rambut kemaluan yang tercukur rapi tapi gagal karenaaku tidak tahu lubang kenikmatan itu. "Sini mas Reno biar aku bantu..." Bu Minah yang mengerti keadaanku langsung menyamber batang penisku kemudian diarahkannya ke lubang vaginanya.Kepala penisku menyentuh bibir vaginanya. Oouugghhh... sungguh kenikmatan yang luar biasa yang baru aku rasakan. Kemudian aku dorong penisku ke dalam vagina Bu Minah. Agak susah memang. 
"Mas...pelan-pelan. aku udah lama tidak kaya gini..." suara Bu Minah terdengar lirih tertahan. aku majukan lagi penisku hingga tinggal setengahnya yang belum masuk ke lubang kenikmatan. Bu Minah memaju mundurkan pantatnya berulang-ulang. Dan... Slleeepppp.... penisku seperti tertelah semuanya oleh vagina Bu Minah. aku maju mundurkan penisku dengan cepat seperti yang aku liat di BF."Ooohhhh....masss....mmmhhhh...." hanya itu yang keluar dari mulut Bu Minah. aku merasakan sensasi yang sangat luar biasa...Dan belum ada 30 kocokan aku merasakan akan memuntahkan spermaku."Bu.... aku mau keluar..." aku percepat sodokan-sodokan penisku ke vagina Bu Minah. Dengan gerakan yang luwes Bu Minah memutar-mutar pantatnya mengimbangi sodokanku. Melihat goyangan pantat Bu Minah yang erotis itu aku semakin tidak sanggup menahan laju spermaku.
 aku percepat sodokanku.... dan... "Ooouuugggghhhh....." aku tekan kuat2 penisku hingga menyentuh dasar rahim Bu Minah. "Crrootttt.....ccrrrooottt....cccrrottt...." penisku menyemburkan sperma sebanyak 15 kali ke vagina Bu Minah.Goyangan-goyangan erotis pantat Bu Minah mengiringi siraman spermaku. "Oooohhhhh...." akuterkulai lemas. aku peluk tubuh Bu Minah dari belakang dengan tangan meremas2 tetek Bu Minah yang besar walopun sudah agak kendur. Sementara penisku yang masih tegang tenggelam dalam vagina Bu Minah yang enak itu. Nafas kami masih tersenggal-senggal. 
Lama kami terdiam meresapi sisa-sisa kenikmatan yang baru saja dilalui."Mas Reno...." Bu Minah lirih memanggilku. "Udahan dulu ya Mas.., aku capek banget. aku mau istirahat dulu". aku bisa memahami kondisi tubuh Bu Minah setelah melakukan perjalanan panjang.Akhirnya aku tidur bareng Bu Minah di kamarku. Dan tentunya masih ada kejadian2 kenikmatan yang kami lakukan berdua setelah itu. Nanti akan aku ceritakan buat pembaca semua.

Kenakalan RINA Teman SMU


Cerita Sex SMU - Namaku Andhika, aku seorang siswa di SMU yang cukup top di kota Makassar. Pada hari itu aku ingin mengambil tugas kimia di rumah salah satu teman cewekku, sebut saja Rina. Di sana kebetulan aku ketemu sahabat Rina.

Kemudian kami pun berkenalan, namanya Laura, orangnya cukup cantik, manis, putih dan bodinya montok sudah seperti anak kelas 3 SMU. Pakaian sekolahnya yang putih dan agak kekecilan makin menambah kesan payudaranya menjadi lebih besar. Ukuran payudaranya mungkin ukuran 32B karena seakan akan baju seragam-nya itu sudah tidak mampu membendung tekanan dari gundukan gunung kembar itu.

Kami saling diam, hanya aku sedang mengamati dadanya dan pantatnya yang begitu montok. Wah serasa di langit ke-7 kali kalau aku bisa menikmati tubuh cewek ini, pikirku. Terkadang mata kami bertemu dan bukannya ke GR-an tapi aku rasa cewek ini juga punya perasaan terhadapku.
Setelah satu jam berada di rumah Rina, aku pun berpamitan kepada Rina tetapi dia menahanku dan memintaku mengantarkan Laura pulang karena rumahnya agak jauh dan sudah agak sore dan kebetulan aku sedang bawa “Kijang Rangga” milik bapakku.
Akhirnya aku menyetujuinya hitung-hitung ini kesempatan untuk mendekati Laura. Setelah beberapa lama terdiam aku mengawali pembicaraan dengan menanyakan, “Apa tidak ada yang marah kalau aku antar cuma berdua, entar pacar kamu marah lagi..?” pancingku. Dia cuma tertawa kecil dan berkata, “Aku belum punya pacar kok.”

Secara perlahan tangan kiriku mulai menggerayang mencoba memegang tangannya yang berada di atas paha yang dibalut rok-nya. Dia memindahkan tangannya dan tinggallah tanganku dengan pahanya. Tanpa menolak tanganku mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia mengangkat tanganku dari pahanya, “Awas Andhi, liat jalan dong! entar kecelakan lagi..” dengan nada sedikit malu aku hanya berkata,

“Oh iya sorry, habis enak sih,” candaku, lalu dia tersenyum kecil seakan menyetujui tindakanku tadi. Lalu aku pun membawa mobil ke tempat yang gelap karena kebetulan sudah mulai malam, “Loh kok ke sini sih?” protes Laura. Sambil mematikan mesin mobil aku hanya berkata,
“Boleh tidak aku cium bibir kamu?”
Dengan nada malu dia menjawab,
“Ahh tidak tau ahh, aku belum pernah gituan.”
“Ah tenang aja, nanti aku ajari,” seraya langsung melumat bibir mungilnya.

Dia pun mulai menikmatinya, setelah hampir lima menit kami melakukan permainan lidah itu. Sambil memindahkan posisiku dari tempat duduk sopir ke samping sopir dengan posisi agak terbungkuk kami terus melakukan permainan lidah itu, sementara itu dia tetap dalam posisi duduk.
Lalu sambil melumat bibirnya aku menyetel tempat duduk Laura sehingga posisinya berbaring dan tanganku pun mulai mempermainkan payudaranya yang sudah agak besar, dia pun mendesah, “Ahh, pelan-pelan Andhi sakit nih..” Kelamaan dia pun mulai menyukaiku cara mempermainkan kedua payudaranya yang masih dibungkus seragam.
Mulutku pun mulai menurun mengitari lehernya yang jenjang sementara tanganku mulai membuka kancing baju seragam dan langsung menerkam dadanya yang masih terbungkus dengan “minishet” tipis serasa “minishet” bergambar beruang itu menambah gairahku dan langsung memindahkan mulutku ke dadanya.

“Lepas dulu dong ‘minishet’-nya, nanti basah?” desahnya kecil.
“Ah tidak papa kok, entar lagi,” sambil mulai membuka kancing “minishet”, dan mulai melumat puting payudara Laura yang sekarang sedang telanjang dada.Sementara tangan kananku mulai mempermainkan lubang kegadisannya yang masih terbungkus rok dan tanganku kuselipkan di dalam rok itu dan mulai mempermainkan lubangnya yang hampir membasahi CD-nya yang tipis berwarna putih dan bergambar kartun Jepang.
Mulutku pun terus menurun menuju celana dalam bergambar kartun itu dan mulai membukanya, lalu menjilatinya dan menusuknya dengan lidahku. Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya merasakan kenikmatan.

Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil menahan rasa nyeri. Setelah itu aku kecapaian dan menyuruhnya, “Gantian dong!” kataku.
Dia hanya menurut dan sekarang aku berada di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk mulai membuka celana “O’neal”-ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang kemaluanku yang dari tadi mulai tegang.
Dengan inisiatif-nya sendiri dia mulai mengocok batang kemaluanku.
“Kalau digini’in enak tidak Andhi?” tanyanya polos.

“Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih enak?” tanyaku.
Tanpa berbicara lagi aku memegang kepalanya yang sejajar dengan kemaluanku dan sampailah mulutnya mencium kemaluanku. “Hisap aja! enak kok kayak banana split,” dia menurut saja dan mulai melumat batang kemaluanku dan terkadang dihisapnya.
Karena merasa maniku hampir keluar aku menyuruhnya berhenti, dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati “oral seks”. Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil menenangkan kemaluanku.

Dia pun kembali duduk di atas jok dan aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku membuka kedua belah pahanya dan telihat kembali liang gadis Laura yang masih sempit. Aku pun mulai bersiap untuk menerobos lubang kemaluan Laura yang sudah agak basah, lalu Laura bertanya,
“Mau dimasukin tuh Andhi, mana muat memekku kecilnya segini dan punyamu segede pisang?” tanyanya polos. “Ah tenang aja, pasti bisa deh,” sambil memukul kecil kemaluannya yang memerah itu dan dia pun sendiri mulai membantu membuka pintu liang kemaluannya, mungkin dia tidak mau ambil resiko lubang kemaluannya lecet.

Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang kemaluanku, “Aah.. ahh.. enak Andi,” desahnya dan aku berusaha memompanya pelan-pelan lalu mulai agak cepat, “Ahh.. ahh.. ahh.. terus pompa Andi.” Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak ketika aku mengeluarkan batang kemaluanku.

“Kok dikeluarin, Andi?” tanyanya.
“Kan belum keluar?” tanyanya lagi.
“Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru,” hiburku.
Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup membelakangiku.
“Ngapain sih Andi?” tanya Laura.
“Udah tunggu aja!” jawabku.

Dia kembali tersentak dan mengerang ketika tanganku menusuk pantat yang montok itu.
“Aahh.. ahh.. sakit Andhi.. apaan sih itu..?”
“Ah, tidak kok, entar juga enak.”
Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia menggigit celana dalamku yang tergeletak di dekatnya.
“Sabar yah Sayang! entar juga enak!” hiburku sambil terus memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di dadanya dan terus meremas dadanya dan terkadang meremas belahan pantatnya. Laura mulai menikmati permainan dan mulai mengikuti irama genjotanku.

“Ahh terus.. Andhi.. udah enak kok..” ucapnya mendesah. Setelah beberapa menit memompa pantatnya, maniku hendak keluar lagi. “Keluarin di dalam aja yah Laura?” tanyaku. Lalu dia menjawab, “Ah tidak usah biar aku isep aja lagi, habis enak sih,” jawabnya.
Lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah, “Crot.. crot.. crot..” maniku keluar di dalam mulut Laura dan dia menelannya. Gila perasaanku seperti sudah terbang ke langit ke-7.

“Gimana rasanya?” tanyaku.
“Ahh asin tapi enak juga sih,” sambil masih membersihkan mani di kemaluanku dengan bibirnya.
Setelah itu kami pun berpakaian kembali, karena jam mobilku sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku mengantarkan Laura ke rumahnya di sekitaran sana. Laura tidak turun tepat di depan karena takut dilihat bapaknya.
Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya. Mungkin kemaluannya hendak aku belai dulu sebelum dia turun. “Kapan-kapan main lagi yach Andhi!” ucapnya sebelum turun dari mobilku.

Tapi itu bukan pertemuan terakhir kami karena tahun berikutnya dia masuk sekolah yang sama denganku dan kami bebas melakukan hal itu kapan saja, karena tampaknya dia sudah ketagihan seks dengan permainan itu bahkan Laura pernah melakukan masturbasi dengan terong di toilet sekolah karena sudah ketagihan seks.
Untung aku melihatnya yang sedang ketagihan seks sehingga aku dapat memberinya “jatah” di toilet sekolah.

Kemulusan Susu Montok Temanku Bikin Horny


Perkenalkan, aku anton 24 tahun. waktu itu saat malam minggu, suasana cerah-cerah saja. entah kenapa aku pengen keluar waktu itu. segera aku bergegas menuju kota dengan kendaraanku. waktu itu aku memakai Sepeda motorku. kuparkirkan di parkiran simpang lima. aku jalan-jalan sebentar dan tanpa sengaja melihat teman smp ku dulu. namanya dina, dia adalah salah satu gadis tercantik disekolahku waktu itu. tanpa ragu kusapa dia,
“hai, dina ya? masih ingat aku ga?”.
dia kaget dan spontan menjawab,
“siapa ya?”
“anton, temen smp dulu.. kamu dulu 3B kan?” jawabku.
“eehmmmm.. oh ya.. kamu yang dulu suka pake topi tu ya?
“tepat… boleh gabung?”

langsung kita ngobrol-ngobrol dan bernostalgia tentang masa smp dulu. kebetulan waktu itu dina disitu sendirian, katanya lagi cari suasana, suntuk dirumah mulu. sedang asik kita berbincang, tiba-tiba “prak..” hapenya jatuh ke lantai, dia membungkuk mengambilnya dan kulihat sebagian toket mulus nya yang begitu putih mulus. sontak nafsuku langsung naik. dari hal itu timbullah hasratku untuk bercinta dengan dina Kemulusan Susu Montok Temanku Bikin Horny.

“eh, la cowokmu kemana?” tanyaku
“ga tau tuh, tak sms ga dibales, bikin jengkel aja!”
“loh, emang lagi berantem ya?”
“ia, udah 1 minggu kita diem-dieman”
“ya udah, moga-moga cepat selesai masalahnya.. maen ke rumahku yuk, aku kesepian ga ada teman dirumah, orang tuaku pergi ke luar kota 1 bulan”
“wah gimana ya..”
“ayolah.. please kali ini saja…”
“baiklah kalau begitu”
setelah itu kami melesat ke rumahku. pikiranku sudah ga karuan pengen nikmati tubuh indahnya.. sesampainya dirumah langsung kusuruh duduk disofa ruang tamu.
“mau minum apa?”
“air putih saja”
“masa cuma air putih? sirup aja ya..”
“terserah kamu lah.. jawabnya pasrah”
aku ke dapur untuk membuatkan dina minum. kumasukkan semacam obat tidur dalam minuman itu, dan segera kuberikan pada dina.
“silahkan diminum”
“ia”

glek glek glek minuman itu diminum oleh dina, tak berapa lama dia tertidur. langsung ku telanjangi dia. ku remas-remas toket mulus nya dengan buas, oh nikmat sekali… setelah puas aku turun ke bawah ke lubang kenikmatannya.
ku jilat-jilat dan kadang sedikit kugigit klitorisnya. belum puas bermain dengan memeknya, dia terbangun. mungkin karena dosis obat tadi hanya sedikit. namun setelah dia bangun aku kaget karena dia langsung melenguh nikmat dan menyebut namaku
“terus andy, jangan berhenti, aku sudah lama pengen ngrasa’in ini, cowokku sudah lama tak memuaskanku”

Kemulusan Susu Montok Temanku Bikin Horny


“siap dinaku yang cantik”
langsung kujilat lagi sampai dia orgasme yang pertama kali. kemudian kusuruh dina mengulum penis besarku
“ah…. enak… terus…”
setelah puas dengan mulutnya, langsung kutancapkan kontolku ke lubang vaginanya dan bles….
“ah… nikmat sayang…”
“bles.. slep.. bles.. slep..” suara penisku yang masuk ke vagina dina..
10 menit bergelut dengan vagina dina lahar panasku serasa ingin meledak…
“aku hampir keluar dina…”
“bareng ya say… aku juga udah mau keluar nih…”
kami pun mengeluarkan lendir kenikmatan kami berbarengan. rasanya begitu nikmat. setelah kejadian itu, dina sering meneponku untuk mencari kesempatan untuk melakukan seks lagi.. benar-benar surga dunia.